Pendidikan

Periodisasi Geologis dalam Pembagian Masa Praaksara

Pembagian Masa Praaksara

Pembagian Masa Praaksara

Dalam kajian geologis, masa praaksara dibagi menjadi beberapa periode yang menggambarkan perkembangan geologi di masa lalu di Indonesia. Pembagian masa praaksara ini digunakan untuk memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum adanya catatan sejarah tertulis. Periode-periode ini dibagi berdasarkan perkembangan faunal dan aspek stratigrafi.

Periode tempat hidupnya organisme fosil tertentu pada umumnya menjadi acuan dalam mengklasifikasikan masa praaksara. Setiap periode memiliki ciri khasnya sendiri dalam hal kehidupan dan lingkungan geologisnya. Mari kita bahas dengan lebih detail tentang periode-periode penting dalam masa praaksara di Indonesia.

Proterozoikum (2500 – 541 juta tahun yang lalu)

Proterozoikum

Proterozoikum merupakan salah satu subperiode dalam masa praaksara yang berlangsung sekitar 2500 hingga 541 juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai dengan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi serta terbentuknya laut dangkal yang luas.

Pada awal Proterozoikum, aktivitas vulkanik meningkat dengan adanya peningkatan jumlah letusan gunung berapi. Magma yang keluar dari dalam bumi membentuk batuan vulkanik seperti andesit, basalt, dan tuf. Letusan-letusan ini berkontribusi terhadap pembentukan banyak pulau vulkanik di wilayah Indonesia.

Selain itu, Proterozoikum juga merupakan masa terbentuknya laut dangkal yang luas di wilayah Indonesia. Laut dangkal terbentuk akibat dari pencairan es di kutub yang mengakibatkan kenaikan permukaan air laut. Seiring berjalannya waktu, laut dangkal tersebut menjadi tempat hidup yang baik bagi organisme laut seperti bakteri, alga, dan protozoa.

Di dalam laut dangkal ini juga terbentuk berbagai jenis batuan sedimen seperti batu kapur, batu pasir, dan batu lempung. Batuan-batuan sedimen ini terbentuk melalui proses pengendapan bahan-bahan organik dan anorganik yang dibawa oleh air laut, serta melalui proses pengkristalan mineral tertentu.

Pada masa Proterozoikum, terjadi juga proses kerakuvfbjekan atau orogenesa yang mengakibatkan terbentuknya pegunungan-pegunungan di wilayah Indonesia. Pegunungan-pegunungan ini terbentuk akibat dari tumbukan antara lempeng benua yang membentuk perlengkapan rangkaian pegunungan. Contoh pegunungan yang terbentuk pada masa ini adalah Pegunungan Barisan di Sumatera, Jawa, dan Bali serta Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera.

Selama masa Proterozoikum, juga terjadi perubahan iklim yang signifikan di wilayah Indonesia. Awalnya, Indonesia beriklim dingin dengan suhu yang rendah dan adanya salju di pegunungan. Namun, seiring berjalannya waktu, iklim mulai menjadi lebih hangat dan basah, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil dan lapisan batubara di beberapa daerah di Indonesia.

Masa Proterozoikum merupakan masa yang penting dalam sejarah geologi Indonesia. Peristiwa-peristiwa geologis yang terjadi pada masa ini memberikan pengaruh yang besar terhadap kondisi geologi dan kekayaan alam yang ada di Indonesia saat ini.

Anas Urbaningrum

Dr. H. Anas Urbaningrum, S.I.P., M.Si. (lahir 15 Juli 1969) adalah Ketua Presidium Nasional Perhimpunan Pergerakan Indonesia yang dideklarasikan pada 15 September 2013. Sebelumnya, ia adalah Ketua Umum DPP Partai Demokrat dari 23 Mei 2010 hingga menyatakan berhenti pada 23 Februari 2013.[1]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button